Sinopsis Naskah Drama

 

Dukun-dukunan

Kisah tentang suami istri yang sedang bertengkar karena si suami selalu saja bersantai-santai setiap harinya. Padahal si istri sudah membanting tulang melakukan berbagai macam pekerjaan untuk menyambung hidup. Si istri yang sudah lelah dengan kelakuan suaminya mendapatkan akal ketika seorang PRT menanyakan alamat seorang dukun sakti padanya…

Suami yang dianggap dukun sakti diminta PRT tersebut untuk menyembuhkan penyakit anak majikannya. Suami yang merasa sudah dianggap dukun itu mau-tidak mau harus mengikuti rencana istrinya itu.

Saat tiba di rumah majikan, si suami mulai melaksanakan analisis-analisisannya. Bagai seorang dukun sakti mandraguna, ia mengeluarkan hipotesis-hipotesis yang sulit dijangkau oleh kemampuan manusia biasa. Kedua majikan yang sudah terlanjur mengagung-agungkan dukun sakti itu hanya mengangguk-angguk layaknya orang yang sudah paham.

Pengobatan ala dukun sakti pun mulai dilakukan. Apakah pengobatan “dukun” itu akan berhasil? Kita ikuti jalan ceritanya….

 

Putri Bebek

Kisah kecemburuan dan kejahatan empat ekor bebek yaitu Bebek Sablah, Cruwet, Endelia, Kemayuningsih terhadap saudara mereka sendiri yaitu Puteri Ragil Ayu. Mereka cemburu akan perlakuan dan perhatian Ibu mereka yaitu Ibu Bebek yang lebih menyayangi Puteri Ragil Ayu daripada mereka yang juga anaknya. Mereka juga merasa tidak senang karena Puteri Ragil Ayu akan bertemu kembali dengan sahabatnya yang lama terpisah yaitu Pangeran Wijaya Kusuma.

Bebek Sablah, Cruwet,. Endelia, dan Kemayuningsih memerintahkan Puteri Ragil Ayu untuk mengantarkan sebuah barang pada Bebek Hitam di kampung sebelah pada saat cuaca sedang mendung. Tujuan mereka adalah supaya Puteri Ragil Ayu terjebak hujan di hutan ketika dia mengantarkan barang itu sehingga Puteri Ragil Ayu tidak dapat bertemu dengan Pangeran Wijaya Kusuma.

 ketakutan karena hujan dan suara petir yang menyambar-nyambar. Beruntung disitu ada pohon-pohon yang baik dan bersedia melindungi Puteri Ragil Ayu dari hujan dan petir.

Sementara itu Pangeran Wijaya Kusuma yang telah di rumah bebek merasa khawatir karena dia tidak menemukan Puteri Ragil Ayu disana. Diapun marah kepada keempat saudara Puteri Ragil Ayu, karena dia yakin bahwa kepergian Puteri Ragil Ayu karena ulah keempat saudaranya itu. Diapun akirnya memutuskan untuk mencari Puteri Ragil Ayu bersama para pengawal dan Ibu Bebek.

Puteri Ragil Ayu akhirnya ditemukan. Pangeran dan Ibu Bebek merasa senang karena dapat bertemu kembali dengan Puteri Ragil Ayu. Keempat saudara Puteri Ragil Ayupun sadar bahwa bagaimanapun Puteri Ragil Ayu adalah saudara mereka sendiri yang seharusnya tidak mereka sakiti. Mereka meminta maaf pada Puteri Ragil Ayu dan Puteri Ragil Ayupun memafkan mereka. Pada akhirnya, mereka hidup bahagia dan saling menyayangi.

 

 

Burung kasuari yang sombong

 

Kisah cerita tentang kesombongan seekor burung kasuari yang memiliki sayap yang indah dan menganggap dirinya lah yang paling hebat diantara semua burung yang ada di hutan. Akibat kesombongannya itu dia dibenci oleh semua burung. Hingga akhirnya diadakan sebuah perlombaan terbang untuk menentukan siapa yang paling hebat. Hanya burung dara lah yang berani melawan kesombongan si kasuari. Sebelum pertandingan dimulai ada sebuah peraturan dimana setiap peserta dapat mematahkan sayap lawannya. Dengan bantuan teman-teman burung dara, akhirnya dia (burung dara) memenangkan perlombaan tersebut, dan burung kasuari menjadi lemah dan tidak berdaya hingga akhirnya burung kasuari memiliki sayap yang pendek.

 

 

Aku vs ayahku

Kisah tentang sepasang anak remaja yang saling jatuh cinta, namun cinta mereka ditolak oleh ayah si perempun (marjuki).

Marni yang merasa tidak adil dengan sikap penolakan si ayah, nekat untuk kabur dari rumah, semua temannya berusaha untuk membujuknya. Namun si anto sebagai pacar mari pun merasa putus asa menghadapi ayah si marni……

Ramah atau Lemah

Terdapatlah sebuah cerita dalam Sanggar Kebudayaan, yang bernama Sanggar Rumah Budaya Indonesia. Sanggar kebudayaan ini telah mengembangkan bakat dan minat setiap anggota sanggar untuk mengenal dan mempelajari budaya Indonesia agar tetap lestari. Semuanya berjalan seperti wajarnya sebuah sanggar. Kegiatan menari berbagai jenis tarian dari daerah-daerah di Indonesia tercurahkan tentunya sebagai bukti rasa cinta terhadap bangsa dan negara.

Keadaan seperti ini tidak berlangsung lama, setelah pemilik sanggar yang bernama Siti Kondilati berniat untuk menjual Sanggar Rumah Budaya Indonesia beserta seluruh kebudayaannya kepada pihak Malaysia. Siti Kondilati adalah ketua sekaligus pemilik sanggar. Sifatnya yang selalu mementingkan materi dibandingkan dengan harga diri bangsa selalu mendapatkan tantangan dari salah satu anggota sanggar yang memiliki jiwa nasionalisme serta rasa kepedulian terhadap nasib kebudayaan Indonesia. Diantara teman-temannya, Minahlah yang selalu menentang Siti Kondilati. Dia orang yang memiliki prinsip bahwa hidup untuk menjaga harga diri bangsa atau mati tak terhormat tanpa bisa memperjuangkan identitas bangsa.

Keinginan Siti Kondilati untuk menjual sanggar tidak tercegahkan lagi. Keinginan untuk menukarkan kebudayaan bangsa dengan uang sentak membuat pandangan pro kontra bagi para anggota sanggar. Dengan segala alasan mereka menolak keputusan Siti Kondilati. Tapi tak sedikit dari mereka menerima keputusan tersebut. Setelah mendapat iming-iming materi yang berlipat. Minahlah, dan hanya Minah yang bersikeras untuk menentang penjualan Sanggar Rumah Budaya Indonesia.

Hingga tibalah suatu hari disaat anggota sanggar berlatih menari datanglah pihak Malaysia melihat-lihat kekayaan budaya Bangsa Indonesia. Semua anggota sanggar bingung akan kedatangan pihak asing ke sanggar mereka. Tanpa basa-basi Siti Kondilati mempersilahkan        Nur Halimah untuk segera bertransaksi. Siti Kondilati tidak sabar lagi untuk memperkaya dirinya dengan menjual budaya bangsa tanpa memperdulikan harga diri serta identitas bangsa. Sekali lagi hanya Minahlah yang marah terhadap keputusan Siti Kondilati tersebut. Semua teman-temannya telah termakan oleh bengkoknya rasa nasionalisme tak ada lagi harga diri. Tak ada lagi rasa malu yang terpenting adalah uang, uang dan uang. Kekerasan hati Minah untuk mempertahankan kebudayaan bangsa sama sekali tidak diindahkan oleh semua pihak. Beginilah nasib bangsa jika semua rakyatnya tidak menghargai perjuangan pahlawan bangsa.

Kalian adalah kaum yang terjual, terlenakan harta, tak peduli harkat, martabat bangsa. Masih adakah diantara kalian yang memiliki hati sekeras hati Minah? Mari kita jawab dengan waktu mengiringi umur kita.

 

Putri salju yang tertidur


            Cerita “Putri Salju yang tertidur” merupakan cerita fiktif dalam cerita ini

menggambarkan kisah seorang putri salju yang dibuang ke hutan oleh kakak kandungnya sendiri yaitu putri salju, karena di merasa iri kepada putri salju, karena di merasa bahwa Raja dan Ratu akan memberikan jodoh yang lebih baik kepada putri Salju.

            Putri Salju setelah dikasih minuman oleh Putri Cemara akhirnya tertidur dan kemudian dibuang di hutan 7 Kurcaci. Ditengah hutan itu Putri Salju yang tidur itu ditemukan oleh 7 Kurcaci yang kemudian mengadakan sayembara untuk dapat membangunkan Putri Salju yang akhirnya dijadikan pendamping hidupnya.


            Pangeran yang ikut sayembara harus melalui 4 tantangan dari 7 Kurcaci yaitu Kurcaci Pintar, Kurcaci Penyanyi, Kurcaci Lemot, Kurcaci Diplomat, Kurcaci Centil, Kurcaci Makan, Kurcaci Tidur. Dan Pangeran tersebut harus lulus dalam 4 tantangan agar mempunyai kesempatan untuk membangunkan Putri Salju. Setelah beberapa pangeran gagal, suatu hari ada 1 pangeran yang lolos dalam sayembara itu, yaitu Pangeran dari Kerajaan Moestopo dan sesuai dengan petunjuk dalam botol racun yang diminum Putri Salju, Pangeran harus bernyanyi lagu bintang kecil vokal ‘v’ sambil mengitarinya dengan berlompat-lompat 3 kali kemudian mencium Putri Salju yang akhirnya terbangun dan bertemu dengan Pangeran. Akan tetapi tak berapa lama Pangeran merasa haus dan meminum racun dalam botol yang ia temukan dan setelah minum itu Pangeran merasa ngantuk dan tertidur Pulas Putri Salju jadi bingung dan memanggil-manggil pangeran yang udah tidur.

 

 

Perbedaan

 

            Keluarga dari nelci merupakan keluarga yang berada, ayah nelci terkenal dengan watak yang keras, dia tidak ingin anaknya berpacaran dengan anak orang miskin dan berbeda agama.Nelci tidak pernah melihat perbedaan yang terjadi, nelci sangat mencintai Ejo begitupun sebaliknya. Meskipun Nelci anak orang berada, dia tidak memandang dari kekurangan ejo. Ejo sangat mencintai Nelci dengan  setulus hati. Dia adalah eman teman dari Nelci yang setia mendengar curhatan Nelci. Kisah cinta antara Nelci dan Ejo penuh tantangan.Namun kekuatan cinta mereka tak akan pernah rapuh terukir ruang dan waktu. Dan pada akhirnya ayah Nelci yang tidak terima dengan kehadiran Ejo menyuruh preman untuk membunuh Ejo

 

 

KAMPUNG KARDUS

 

                Cerita ini mengkisahkan sekelompok masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai pemulung dan tinggal di suatu kampung yang dianami “Kampung Kardus”, rumah-rumah dikampung ini semuanya adalah rumah semi permanen yang dibangun dari dinding seadanya. Kehidupan dikampung ini sangat sederhana dan miskin, namun mereka masih berkeinginan untuk memperbaiki kehidupan ada yang meninggalkan kampung dan menjadi TKI dan ada yang bersekolah meski hanya seorang dan itupun dilakukan dengan berhutang. Masyarakat yang tinggal dikampung ini kebanyakan masih buta aksara karena kemiskinan yang mendera mereka hanya mengandalkan hasil memulung untuk kehidupan sehari-hari, meskipun begitu warga dikampung ini sangat rukun.  Konflik dimulai ketika datang kontraktor yang hendak membangun kampung kardus menjadi perumahan elit. Pertentangan antara warga dan lurah terjadi manakala uang ganti rugi yang disanggupi dirasa belum sesuai dengan yang diharapkan warga karena kecurangan yang dilakukan oleh lurah dan carik. Akhirnya perwakilan warga kembali berunding namun belum terjadi kesepakatan malahan tokoh Siti yang merupakan perwakilan dari warga juga bersekongkol dengan lurah supaya warga mau dipindah, namun semua tidak sejalan dengan harapan Siti, Pak Lurah yang dianggap akan memberikan imbalan baginya justru malah menipunya. Suatu ketika datang preman orang-orang dari Pak Lurah untuk mengusir warga yang tidak mau pindah, kericuhanpun terjadi dikampung ini akibat ulah preman yang membuat warga ketakutan dan pergi. Denok yang dulunya pergi menjadi TKI datang dan pulang kerumahnya, namun yang didapati hanya kampung yang sepi dan hancur, tidak ada lagi orang2 yang ramai memilah hasil pulungan, tidah ada lagi sahabatnya si Neneng, yang tersisa hanya Siti dan Surti yang menjadi gila karena ditinggal pacarnya. Semua warga meninggalkan kampung karena kecewa kepada Siti.

 

LORONG

 

                Pada  sebuah tempat yang kumuh dan kotor tinggallah orang-orang yang memiliki semangat hidup dengan kerja dan usaha. Namun ketenangan mereka terusik ketika seorang kontraktor ingin membeli tanah milik mereka untuk dijadikan tempat wisata. Sri Prantoro, anak buah dari pengembang sengaja menyebarkan virus penyakit di perkampungan itu dan berpura-pura mengobati mereka supaya mereka menganggap Sri Prantoro sebagai dewa penolong dan mau menjual tanah milik mereka pada Bu Pengembang.

 

JOKO SEMPRUL

 

Kisah ini menceritakan seorang pemuda yang menganggap dirinya seorang yatim piatu padahal kedua orang tuanya masih segar bugar, namun memang keduanya yang tak lagi bersama dan tak pernah memperhatikan anak semata wayangnya. JOKO SEMPRUL seorang mahasiswa di salah satu PTN bergengsi yang mengalami depresi dan mengalami ketergantungan akan obat telarang yang di kenalkan oleh seorang wanita  di pinggir jalan. Agar kebutuhan akan barang-barang haram tersebut ia mneghalalkan segala cara mulai dari meminjam uang teman-temannya, menjual barang-barang berharga yang ada di rumahnya hingga ia berani mencopet dompet dosennya.

Hingga akhirnya dia  terkapar, sekarat, dan meninggal dalam pelukan kedua orang tuanya.

 

MONUMEN

Sebuah Monumen Pahlawan berdiri di tengah kota Banjar Sari. Monumen itu didirikan untuk mengenang jasa pahlawan lokal yang pada masa penjajahan Belanda, gugur dalam pertempuran di kota itu. Monumen tiu dalam keadaan terlantar, tak terawat. Sehingga justru menjadi seorang gelandangan. Di situ ’bermukim’ Yu Seblak (pelacur senior), Kalur (pencopet), Ajeng (pelacur junior), Karep (gelandangan intelek),dll.

Persoalan muncul ketika Kepala Kota Praja Lama, RM Picis merencanakan memugar monumen tiu, seiring dengan bakal dikabulkannya usulan soal peningkatan status para pahlawan dalam monumen itu, dari pahlawan lokal menjadi pahlawan nasional. Pemugaran itu juga dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan daerah: kelak monumen itu akan dijadikan objek wisata unggulan. Yu Seblak dkk, gelisah, karena terancam terusir dari kompleks monumen itu.
Namun sebaliknya, para pahlawan yang dipatungkan itu, justru berdebat sengit soal hakekat kepahlawanan. Untuk merealisasikan pemugaran dan usulan perubahan status menjadi pahlawan nasional, RM Picis –bersama asistennya, meninjau dan memilih pahlawan mana yang layak mendapat anugerah menjadi pahlawan nasional. Hanya dua pahlawan yang dipilih, yakni Wibagso dan Ratri. Masalah ini menimbulkan kecemburuan sosial bagi (arwah) pahlawan dalam monumen itu. Mereka –Sidik, Durmo dan Cempluk- tidak bisa menerima keputusan yang dipandang sangat tidak adil itu. Terjadilah apa yang disebut ”disintegrasi pahlawan” dalam monumen itu. Sidik hendak memisahkan diri –berdiri sebagai monumen-, namun ditolak oleh Wibagso dkk.

Belum terwujud pemugaran monumen itu, terjadi perubahan politik dan perubahan kepemimpinan nasional. RM Picis lengser dan digantikan Drs.Gingsir. sebagai Kepala Kota Praja Baru, Drs.Gingsir, meninjau kembali dan bahkan membatalkan rencana pemugaran monumen itu. Keputusan ini, menimbulkan kegembiraan bagi Yu Seblak dkk. Namun di balik itu, ternyata Drs.Gingsir punya keputusan lain. Yakni, menggusur monumen itu. Dan di lahan bekas monumen itu didirikan mall.

 

 

SIAPA BILANG SAYA GODOT

Karakter-karakter yang ada pada lakon sandiwara ini boleh dibilang karakter nyata tentang kaum yang tersingkir, yaitu orang-orang desa keberadaan mereka dilingkungan kota. Nasib yang mengharuskan bahkan mungkin memaksa mereka untuk pergi dari desa yang telah diubah oleh orang-orang yang hanya memikirkan diri sendiri.

 

Naskah ini menceritakan penderitaan yang harus ditanggung oleh kaum tersingkir seperti disebut diatas (disini ditokohkan oleh Suami dan Istri). Mereka harus rela meninggalkan desa tempat mereka tinggal untuk bertransmigrasi karena desa yang mereka tempati akan digarap dan diubah menjadi lahan industri. Mungkin karena tempat dimana mereka ditransmigrasikan tidak memberikan mereka kehidupan yang layak, mereka akhirnya melarikan diri dari tempat transmigrasi tersebut untuk pergi ke kota besar (seperti misalnya Jakarta). Mereka menaruh harapan besar pada kota Jakarta. Namun Jakarta berkata lain, mereka kehilangan satu-satunya anak mereka yang masih bayi. Hal tersebut tidak sengaja dilakukan oleh salah satu dari tiga orang tukang sampah kotamadya yaitu oleh Tukang sampah .

 

Disaat mereka kebingungan karena telah kehilangan satu-satunya harta yang mereka miliki yaitu anak mereka, mereka berada dalam keputus asaan yang sangat mendalam hingga akhirnya mereka memutuskan untuk bunuh diri karena tidak kuat menghadapi kenyataan hidup yang pahit yang harus mereka hadapi. Sang suami pun akhirnya mencari cara untuk bunuh diri dan dia pun mencari bahkan mencuri pisau dari para karateka. Ternyata pisau yang ia curi adalah pisau-pisauan untuk demonstrasi para karateka. Singkat cerita mereka dibunuh oleh para karateka secara tidak sengaja karena terlalu keras saat mengeroyok mereka dengan tangan kosong. Akhirnya mereka mati dan kemudian ditinggal oleh para karateka yang telah membunuh mereka. Salah seorang karateka tersebut beranggapan bahwa ia dan kawanannya telah mengamalkan ilmu yang mereka pelajari untuk kebenaran.

 

Tak lama berselang para tukang sampah kotamadya kembali ke tempat tersebut dan mencari sepasang suami istri itu. Yang mereka temukan ternyata hanya mayatnya, mereka pun berdebat tentang masalah bayi yang mereka bawa secara tidak sengaja. Dalam perdebatan tersebut muncullah roh suami dan istri yaitu orang tua dari bayi tersebut. Perdebatan pun kembali berlangsung dengan tambahan dua anggota yaitu roh suami dan roh istri, mereka membicarakan keputusan tentang bayi tersebut apakah harus dibunuh atau diadopsi oleh para tukang sampah. Ditengah perdebatan tersebut, muncul lagi dua roh yaitu roh seorang pemain sandiwara rakyat dan roh seorang mahasiswa perguruan tinggi seni drama. Mereka mengira bahwa roh pemain sandiwara rakyat tersebut adalah malaikat karena ia berjubah seperti malaikat dan bersayap, sehingga mereka meminta kebijaksanaan si malaikat tentang masalah bayi tersebut.

 

Sang malaikat yang ternyata adalah roh pemain sandiwara rakyat yang meninggal saat mementaskan drama dan berperan sebagai malaikat meminta kepada roh suami dan istri untuk mengulangi awal peristiwa terbunuhnya mereka. Akhirnya roh suami istri itu melaksanakan dan melakukan pengulangan peristiwa terbunuhnya mereka.

 

Dibagian pengulangan tersebut yang seharusnya mereka mati oleh para karateka terhambat dikarenakan para tukang sampah yang marah kepada para karateka. Mereka mengira hal itu adalah kejadian nyata. Maka tak dapat dinyana pengulangan adegan pembunuhan pun tidak terlaksana karena para karateka lari ketakutan saat ditantang berkelahi oleh para tukang sampah kotamadya tersebut.

 

Akhirnya roh malaikat menyuruh roh si kacamata untuk memanggil ruh para ulama dari berbagai macam agama yang ada di dunia. Dan muncullah 4 roh ulama perwakilan dari 5 agama yang diakui di Indonesia yaitu Islam, Kristen/Katholik, Hindu dan Budha. Mereka meminta nasehat kepada para ulama agama dan hal itu diwakili oleh roh ulama agama Islam. Ternyata rohul Islam pun menceritakan tentang kehidupan mereka sewaktu masih hidup. Pada akhirnya keputusan tentang bayi tersebut diserahkan kepada orang tuanya. Maka keputusan pun diambil, mereka menyerahkan bayi mereka kepada tukang sampah III yang berkehidupan lebih baik daripada kedua kawan-kawannya. Tukang sampah III pun menyetujuinya. Para roh itupun pamit pergi kepada para tukang sampah kotamadya. Masalah pembunuhan inipun dilaporkan kepada polisi. Drama ini berakhir dengan bayi yang akhirnya diasuh oleh tukang sampah III.



 

Jinak-jinak Merpati

Naskah drama Jinak-jinak Merpati adalah karya Armijn Pane. Naskah ini terdapat dalam buku kumpulan drama yang berjudul Jinak-jinak Merpati. Dalam buku ini terdapat 3 (tiga) buah naskah drama, yaitu: Lukisan Masa, KamiPerempuan, Jinak-jinak Merpati. Berikut adalah sinopsisnya.

        Nyonya Jaya bercerita kepada Ny. Karyono bahwa suami Ny. Sastrio terpikat kepada Murniati. Demikian pula Ny. Sastrio bercerita kepada Ny. Karyono bahwa suami Nyonya Jaya terpikat kepada Murniati yang sering dijuluki Hantu Perempuan.

Sementara mereka bercakap-cakap masuklah Ny. Karyono dengan wajah berseri-seri. Setelah Karyono masuk, keluar Gayadi, adik Ny. Karyono. Gayadi ingin menjadi seorang petani kaya. Berbeda dengan para nyonya yang menceritakan kejelekan Murniati, Gayadi justru memuji Murniati sebagai wanita yang sopan dan lemah-lembut.

Dari percakapan sindir-menyindir akhimya Ny. Jaya dan Ny. Sastrio mengetahui hubungan suami mereka dengan Murniati. Ternyata mereka senasib. Nyonya Karyono menasihati Gayadi agar berhati-hati terhadap Murniati.

Ketika Murniati menerima kedatangan Jaya Brata dan mengatakan bahwa semua laki-laki tak ubahnya sebagai boneka permainan, mudah didapat dan mudah dibuang, masuklah Sastrio. Tentu saja Sastrio dan Jaya Brata sama-sama terkejut atas pertemuan yang membuka rahasia mereka itu. Berkat kepandaian Murniati, kekakuan suasana itu dapat diatasi.

Sementara mereka sedang bercakap-cakap masuklah Darmobroto Sekali lagi mereka sama-sama kaget, mengapa Sastrio dan Taya sama-sama berjumpa di tempat Murniati keponakannya.

Tiba-tiba Ny. Jaya datang menjemput suaminya. Melihat Ny Jaya, Sastrio pun malu bukan main dan pulang bersama-sama mereka. Setelah itu Ny. Jaya datang lagi untuk berbicara empat mata dengan Murniati. Nyonya Jaya menuduh Murniati mengambil dan memikat suami orang. Atas tuduhan itu Murniati menyatakan bahwa sang isterilah yang sebenarnya bersalah karena tidak dapat membuat sang suami betah. Dengan hati kesal pergilah Ny. Jaya Brata.

Subroto seorang pelaut menginginkan agar Murniati mau menjadi istrinya. Tapi permintaan itu ditolak Murniati, walaupun bujukan Subroto dilakukan berulang-ulang.

Kemudian datang Sastrio yang khawatir kalau-kalau Ny. Jaya menceritakan hubungannya dengan Murniati. Murniati mengatakan bahwa Ny. Jaya tidak akan berani menceritakan hal itu kepada Ny. Sastrio karena suaminya pun ada hubungan dengan dia. Ternyata Sastrio mencoba membujuk Murniati untuk menjadi istrinya, dengan memberi cincin dan uang. Pemberian itu ditolak Murniati dengan alas an bahwa ia bukanlah perempuan murahan. Apalagi setelah diketahuinya bahwa Sastrio ternyata telah beristri dan mempunyai hubungan dengan Ratminah.

            Murniati merasa gembira setelah Gayadi, kekasihnya, datang. Ia mendambakan Gayadi agar dapat mengambilnya sebagai istri Tetapi Gayadi tidak tertarik kepadanya. Ia berhubungan dengan Murniati demi menyelamatkan keluarga Sastrio saja. Betapa sedih hati Murniati setelah mengetahui bahwa Gayadi tidak menaruh hati kepadanya.

Hati Murniati kembali kecewa setelah Juwita, sahabat lamanya dating dan meminta bantuannya untuk mencari Gayadi, kekasihnya yang ada di kota ini. Tentu saja hal ini ditolak Murniati. Kenyataan ini diketahui oleh Darmo, saudara Murniati. Darmo marah setelah mengetahui Gayadi mempermainkan Murniati, saudaranya.

Ketika Juwita menyisir rambut di kamar Murniati, tampak olehnya foto Gayadi, kekasihnya yang dicintainya itu. Karena ia merasa takkan dapat mengalahkan Murniati maka pergilah ia sambil menangis.

Di tengah keluarga Karyono datang Jaya Brata bertamu. Tiba kemudian  Gayadi yang dalam keadaan lusuh memikirkan pilihan antara Murniati dan Juwita. Secara tiba-tiba masuklah Murniati bersama-sama Juwita yang membuat Gayadi terkejut. Gayadi marah dan menuduh Murniati sebagai Hantu Perempuan yang Celaka setelah ia mengetahui dari Ny. Karyono bahwa Murniati tidak cinta kepadanya. Sedihlah Murniati atas tuduhan itu, karena dalam hatinya yang sesungguhnya tidaklah demikian.

Timbul ketetapan hati Murniati untuk memilih Subroto yang secara kebetulan tiba tidak berapa lama kemudian. Keduanya pun berpelukan. Masuk pula Juwita dan Gayadi. Juwita memeluk Murniati dengan gembira karena Murniati telah mau berkurban dan dapat menghubungkan cintanya dengan Gayadi. Darmo keluar dengan ucapan dalam hatinya: "Dasar Jinak-jinak Hantu Perempuan."***

 

 

Kapai-Kapai

 

Kapai-Kapai adalah naskah drama karya Arifin C. Noer. Naskah ini menurut banyak pengamat sastra merupakan naskah drama yang sangat puitis, absurd, dan bernilai sastra tinggi. Kapai-Kapai arti harafiahnya adalah bergerak seakan-akan telah mencapai sesuatu. Secara garis besar naskah ini berkisah tentang seorang bernama Abu yang berusaha mencapai kebahagiaan dengan berbagai cara yang telah tercapur dengan ilusi-ilusi yang semakin membuat ia terpuruk. Berikut adalah synopsis dari naskah drama tersebut.

Tokoh Emak mendongengkan kepada Abu tentang Pangeran dan Sang Putri yang selalu bahagia karena memiliki Cermin Tipu Daya. Dengan cerita itu Abu diberi Emak impian-impian yang bagus. Kebahagiaan yang dicari Abu menurut Emak ada di dunia ini walaupun letaknya sangat jauh, yaitu di ujung dunia. Sedangkan menurut tokoh Kakek walaupun tidak meyakinkan Abu kebahagiaan itu adalah pada kehidupan setelah kematian kita. Abu dalam keraguan dan  penasaran menanyakan di mana ujung dunia, tempat kebahagiaan itu kepada Burung, Katak, Rumput, Embun, Air, Batu,  Jengkerik, dan Kambing. Ia selalu terbuai dengan centa Emak.

Tiba-tiba Abu tersentak dari lamunannya oleh panggilan dan bentakan majikannya. (Abu mempunyai ribuan majikan.) Namun Emak tetap mencoba menghibur Abu dengan melanjutkan dongengnya tentang kehebatan Pangeran mendapatkan kekayaan dengan Cermin Tipu Daya.

            Emak meyakinkan Abu bahwa Abu adalah Pangeran. Karena itu makin hebat lamunan Abu, bahkan ia memimpi kan Sang Putri. Emak juga mengharapkan bantuan Bulan agar  menghibur Abu dengan sinarnya.

   Melalui tokoh Yang Kelam, diungkapkan bahwa Abu  mulai menua. Yang Kelam membuat dahi Abu berkerut dan badannya makin lemah. Abu bersedih, tertegun memikirkan nasibnya. Namun Emak tetap menganjurkan agar Abu  berbahagia dengan menggunakan Cermin Tipu Daya. Emak pun minta bantuan Rombongan Lenong untuk menghibur Abu dan menyampaikan cerita Sang Pangeran, RajaJin, Sang Putri, dan Cermin Tipu Daya.

   Tokoh Emak juga memperingatkan Yang Kelam tentang tugasnya menambah penderitaan Abu. Emak mulai mempercakapkan tentang kematian kepada Abu. Dikatakannya bahwa nisan Abu kelak harus terbuat dari cahaya.

   Makin berat tugas dan penderitaan Abu menghadapi majikan. Panggilan dengan bel dan teriakan terus-menerus Di samping itu Abu pun mulai lebih banyak menghadapi Yang Kelam, yang bertugas memperlihatkan kodrat hidup Abu sebagai manusia, yaitu menjadi tua dan mati. Dalam keadaan demikian Abu dan Iyem berpacu dengan sang waktu sambil Emak terus mengatakan bahwa Abu pasti berhasil mendapatkan cermin. Beberapa langkah lagi Abu akan mencapai ujung dunia.

   Saat-saat  Abu  mendekati  tujuan  untuk  mendapatkan cermin (kepuasan hidup yang dikejar-kejarnya), mendekati ujung dunia, tokoh Emak berbalik menjadi pembunuh Abu.

Akhirnya Abu mendapatkan cermin yang didambakannya, ujung dunia yang hendak dicapainya, tetapi itu tidak lain adalah akhir hayatnya. Diungkapkanlah bagian akhir Kakek dan yang lainnya mengantarkan jenazah Abu ke pemakaman.

 

SI BAKHIL

 

Si Bakhil adalah naskah drama saduran Nur Sutan Iskandar. Naskah aslinya berjudul L’avare karya pengarang Prancis bernama Moliere. Si Bakhil berkisah tentang seseorang yang cukup kaya tetapi tamak, bakhil atau kikir. Berikut adalah sinopsis drama tersebut.

  Semula Masnin ragu, jangan-jangan Selamat pura-pura cinta kepadanya. Setelah menerima permintaan Selamat agar ia mau menjadi istrinya, Masnin agak tertegun.  Keragu-raguan Masnin berangsur-angsur hilang dan hubungan mereka makin intim.

Untuk mengatasi kemungkinan hambatan atau penolakan ayah Masnin bemama Malik, Selamat bekerja dan berbuat sebaik-baiknya pada ayah Masnin. Ia berusaha sungguh agar dapat membawa diri dan mengikuti kemauan ayah Masnin.

Abd. Rahman (kakak Masnin) mencintai Neng Ana, seorang wanita cantik dan baik budi. Neng Ana juga dikenal lemah-lembut, baik tutur sapa, sabar melayani dan merawat  ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan. Cinta Abd. Rahman tidak bertepuk sebelah tangan, karena Neng Ana pun cinta  kepadanya.                                      

Abd. Rahman dan Masnin mendapat kesulitan menghadapi orang tua mereka. Mereka harus menurut, tidak boleh membantah, tidak boleh melakukan sesuatu apalagi menikah, jika tidak seizin Malik. Mereka mengeluh dan sama-sama mengemukakan kekesalan hati mereka terhadap sang ayah.

Ketika Badu berdiri di ruang tengah menunggu Abd. Rahman (yang telah pergi), Malik datang dan marah kepada Badu seraya mengusirnya, karena dikira Badu hendak mencuri uangnya.

Setelah Badu pergi Malik berkata-kata sendiri bahwa.sukar menyimpan uang, karena orang-orang selalu mengintainya.

Tengah berkata-kata demikian tiba-tiba masuk Abd. Rahman yang membuat Malik agak terkejut. Ia mengira rahasianya terbongkar dan telah diketahui oleh Abd. Rahman.

Orang-orang telah mengetahui bahwa Malik memang cukup kaya tetapi sangat tamak dan kikir. Bila melihat anaknya berpakaian bagus tak segan-segan ia menuduh anaknya itu mencuri uangnya.

Sementara Malik dan Abd. Rahman berbicara, masuklah Masnin. Maksudnya hendak mengatakan bahwa ada sesuatu yang penting hendak dikatakannya. Ayahnya pun mengatakan bahwa ada pula hal yang penting yang hendak dikatakannya kepada Masnin. Abd. Rahman juga mengatakan bahwa ia hendak menyampaikan kepada ayahnya rencana pemikahannya. Ayahnya pun segera mengatakan bahwa ia hendak memberitahukan kepada Abd. Rahman dan Masnin tentang pernikahannya. Dikatakan Malik bahwa ia hendak menikah dengan Neng Ana. Ayahnya madah hendak menjodohkan Abd. Rahman dengan seorang janda dan Masnin hendak dijodohkan dengan Raden Musa, seorang kaya yang sudah berumur 50 tahun. Tetapi segera Masnin menolak kehendak ayahnya dan terjadilah pertengkaran antara mereka.

Tiba-tiba Selamat masuk. Malik pun segera menanyakan kepada Selamat, siapa yang benar dalam persoalan ini, Malik atau anak-anaknyakah yang salah. Supaya Malik tidak marah, maka Selamat mengatakan, "Tuan Maliklah yang benar."

Bin Gaus datang menghadap Malik dan memberitahukan ada anak muda yang hendak meminjam uang Rp 15.000,00. Anak muda itu tak lain ialah Abd. Rahman. Mendengar itu Malik sangat marah kepada Abd. Rahman.

Badu berjumpa dengan Mbok Isnam. Setelah Badu bertanya tentang pekerjaannya, Mbok Isnam mengatakan bahwa ia membantu dan menguruskan rencana perkawinan Tuan Malik dengan Neng Ana. Atas jasanya itu ia mendapat uang dari Tuan Malik. Malik memanggil semua pembantunya dan membagi tugas pekerjaan dalam rangka pernikahannya dengan Neng Ana. Mula-mula Minah dipanggil dan diberi tugas untuk membersihkan segala sesuatu dan menyiapkan air minum dalam perjamuan. Gelas dan cangkir tidak boleh pecah atau hilang. Kalau terjadi hal demikian Minah harus mengganti.

Kemudian dipanggil Masnin dan Masnun. Keduanya diberi tugas naengisi cangkir dan gelas dengan kopi, bila tamu-tamu sudah kehausan. Tetapi air kopi yang disuguhkan tidak boleh diberi gula. Masnin bertugas menjaga hidangan dan alat-alat. Tapi alat-alat tidak boleh ada yang hilang. Selain itu ia diberi tugas pula untuk menyambut kedatangan Neng Ana bakal istrinya.

Abd. Rahman diberi tugas untuk menyambut dan menerima rombongan Neng Ana dengan gembira dan senang hati. Dengan demikian Malik akan mengampuni semua kesalahannya.

Malik memanggil Abang Ali untuk diberi tugas memasak makanan yang lezat-lezat, tetapi biaya yang diberikan hanya sedikit. Karena Ali tak sanggup mengadakan makanan yang lezat dengan biaya yang sedikit, maka tugas itu dialihkan Malik kepada Selamat.

Pada waktu yang telah ditentukan, Mbok Isnan datang membawa Neng Ana ke rumah Malik. Ana takut berdampingan dengan Malik yang sudah cukup tua. Walaupun berkali-kali Malik membujuk supaya Ana senang dan gembira, tetapi ia tetap merasa takut.

Tiba-tiba datang Abd. Rahman mendekati Ana. Mereka berdua merasa gembira atas perjumpaan itu. Hal ini berakibat gagalnya pernikahan Malik dengan Neng Ana. Malik sangat marah kepada Abd. Rahman dan dikatakan nya bahwaa Abd. Rahman tidak akan dibagi harta warisan.

Sementara itu Malik menyadari bahwa ia kehilangan uang Rp 10.000,00. Ia sangat marah dan kesal. Uang hilang, sahabat-sahabat pergi, penghibur pun tiada lagi.

Malik melaporkan hal kehilangan uang itu kepada Wedana. Setelah diusut ternyata yang mengambil uang itu adalah Selamat. Selamat mengakui bahwa ia mengambil uang itu untuk keperluan agar ia dapat menikah dengan Masnin.

Ketika ia mengurus perkara hilangnya uang Rp. 10.000,00 itu di kantor Wedana akhirnya Raden Musa dapat bertemu kembali dengan kedua orang anaknya yang tidak lain adalah Selamat dan Neng Ana.

Go Back



Comment